A. Latar Belakang
Perkembangan zaman era Globalisasi sekarang ini
amatlah pesatnya sehingga membuat kita sering takjub dengan segala
penemuan-penemuan baru disegala bidang. Penemuan-penemuan baru yang lebih
banyak didominasi oleh negara-negara asing tersebut dapat kita simak dan
saksikan melalui layar televisi, koran, internet dan sebagainya yang sering
membuat kita geleng-geleng kepala sebagai orang Indonesia yang hanya bisa
menikmati dan memakai penemuan orang-orang asing tersebut. Penemuan-penemuan
baru tersebut merupakan sisi positif yang dapat kita ambil dari negara-negara asing
itu sedangkan di negara-negara asing itu sendiri makin maju dan modern diiringi
pula dengan bebasnya mereka dalam bertindak dan berperilaku dalam kehidupan
sehari-hari sehingga menjadi suatu kebiasaan yang membudaya.
Kebiasaan-kebiasaan orang asing yang telah
membudaya tersebut hampir dapat kita saksikan setiap hari melalui media
elektronik dan cetak yang celakanya kebudyaan orang-orang asing tersebut yang
sifatnya negatif dan cenderung merusak serta melanggar norma-norma ke Timuran
kita sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita terutama para remaja
yang menginginkan kebebasan seperti orang-rang asing. Kebudayan-kebudayaan
asing tersebut dapat kita mulai dari pakaian dan mode, musik, film sampai pada
pergaulan dengan lawan jenis.
Pakaian dan mode seperti model pakaian ‘U can
See’ yang diterapkan oleh orang asing ditiru oleh kaum-kaum remaja kita
terutama oleh kaum perempuan yang merasa bangga dengan pakaiannya sehingga
tidak menutup auratnya. Dalam musik, memang industri musik di negara kita
berkiblat pada industri musik di negara asing karena kepandaian mereka dalam
menemukan dan mencampurkan berbagai jenis musik baru dan sering berinovasi yang
menjadi trend seperti rock alternative yan sekarang bisa mereka kembangkaan
menjadi sesuatu yang lebih baru. Namun ada juga jenis musik asing yang
cenderung aneh dan merusak seperti jenis musik UnderGound, Punk dan Black Metal yang cenderung brutal dan
menyeramkan. Jenis musik Underground sekarang ini di Padang sudah mulai
menggejala dimana sering diadakannya konser-konser “Soud of Death” dan “Padang
Bawah Tanah” yang menampilkan musik dan nama-nama Group yang aneh dan menyeramkan
seperti Cindaku, Mayat, Roh, pelet dan lain-lain. Penampilan mereka pun punya
ciri khas tersendiri seperti celana hitam dan baju kaos hitam yang dihiasi
dengan gambar-gambar menyeramkan serta rambut panjang yang dicat warna kuning
ditambah anting-anting di hidung dan telinga plus dengan sepatu tinggi hitam.
Musik yang mereka mainkan pun sangat sulit dimengerti dan diiringi dengan
tari-tarian yang menyeramkan sehingga sering disebut “Musik Setan”. Pernah
seorang kawan penulis yang menganut musik UnderGround memakai baju kaos hitam
bertuliskan “Live For Satan” dengan gambar setan merah bertanduk namun ia
bangga memakainya karena mencerminkan kebebasan dan kemoderenan. Kalau budaya
begini sampai merebak maka dikhawatirkan para remaja bukan lagi menyembah Tuhan
melainkan menyembah setan yang sebetulnya menjadi musuh manusia. Begitu juga
dengan musik Punk dan Black Metal yang juga “Satanic” (berbau setan). Dalam
majalah Hai edisi baru-baru ini
penulis baca tentang “SlipKnot” di New York yang konsernya dihiasi dengan layar
merah darah digambari pentagram dengan kepala kambing yang dikenal
sebagai simbol “pemuja setan”. Sewaktu konser mereka kerap mengucapkan
kata-kata umpatan yang kotor. Kalau budaya asing begini yang ditiru, maka
remaja kita nantinya diasumsikan akan mengalami anomi dalam dirinya sebagai
generasi penerus bangsa.
Film : Film-film Hollywood yang sering
mengumbar kekerasan dan adegan vulgar sering menjadi tontonan bagi kaum remaja
kita sebab mereka terpengaruh dan ikut menirunya padahal yang seperti itu tidak
sesuai dengan budaya Timur kita yang masih kuat norma-norma keagamaannya.
Pergaulan : Dalam hal pergaulanpun budaya asing
cenderung merusak seperti pergaulan dalam suatu genk yang diwarnai dengan
pemakaian obat-obatan terlarang, begitu juga dengan pergaulan dengan lawan
jenis yang lebih bebas lagi seperti begitu berkenalan langsung jatuh hati dan
akhirnya diakhiri dengan berkencan sehingga timbul budaya kumpul kebo.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana budaya asing dapat dengan
mudah masuk ke Indonesia?
Bagaimana pengaruh budaya asing tersebut
terhadap gaya hidup remaja Indonesia saat ini?
Bagaimana generasi muda dapat memfilter
budaya asing tersebut?
C. Pembahasan
Perkembangan tekhnologi saat ini turut ditandai
dengan perkembangan budaya yang ada di Indonesia saat ini. Budaya asing bebas
masuk begitu saja, tanpa ada filterisasi. Pada umumnya usia remaja merupakan
usia kritis dimana apa yang ia lihat menyenangkan pasti akan ditiru.
Budaya-budaya tersebut dapat masuk dengan mudah melalui apa saja, misalnya
televisi dengan bentuk film,video klip, internet, dan macam-macam alat
tekhnologi lainnya. Saat ini internet bukan merupakan sarana yang langka lagi,
sarana ini bisa digunakan dimana saja dan kapan saja oleh user. Biasanya
masyarakat lebih sering mengakses sesuatu yang baru melalui internet. Saat ini
banyak warung internet atau biasa kita sebut dengan “warnet” menjamur
dimana-mana sehingga memudahkan orang-orang yang tidak memasang internet agar
bisa mengaksesnya. Diwarnet kadang-kadang banyak remaja dapat mengakses video
porno secara bebas tanpa pengawasan. Ada beberapa pihak warnet yang memblok
situs porno tetapi ada juga beberapa warnet yang tidak memblok situs porno
sehingga situs ini dapat dibuka secara bebas. Kegunaan internet sering disalahgunakan
untuk kepentingan yang kurang baik.
Permasalahan yang sering terjadi lainnya yakni
pemasaran blue film dalam bentuk dvd dan vcd yang menyebar luas dikalangan
remaja. Sepertinya norma agama sudah tidak lagi dihiraukan oleh segelintir
pihak. Mereka yang meraup keuntungan dari bisnis ini seakan tidak memikirkan
akibat serta dampak yang akan ditorehkan pada generasi muda yang menonton.
Sekarang ini vcd serta dvd banyak dijual dipasaran secara bebas dan mudah
didapatkan.
Dampak dari permaslahan sosial ini sangat berat bagi
para remaja, salah satu dampaknya yakni meningkatnya angka MBA (Married By
Accident) saat ini. Gaya hidup remaja yang metropolis seakan sudah tidak
terbendung lagi, belum lagi kehidupan malam yang sudah menjaring generasi muda
kita, tidak dipungkiri kuatnya arus negatif dalam kehidupan remaja saat ini,
memicu remaja untuk mencoba obat-obatan terlarang seperti narkotika, ganja,
shabu dan sebagainya belum lagi gaya hidup sex bebas.
Gaya hidup Sex Bebas dikalangan remaja sudah tidak
lazim sepertinya kita dengar, awalnya mereka melihat tontonan yang sudah
sepantasnya tidak ditonton, kemudian timbul rasa penasaran ingin mencoba,
kemudian merealisasikannya kepada pasangannya. Hal ini sudah sering terjadi,
dan yang lebih parahnya sex bebas tidak dilakukan dengan satu orang tetapi
dengan beberapa orang. Hal ini dapat menyebabkan penyakit kelamin atau bisa
mengakibatkan AIDS. Usia muda diibaratkan seperti bunga yang baru mekar
sehingga diusia ini jiwa dan pikiran kita masih labil. Terkadang pasangan-pasangan
muda yang menganut paham ini, tidak memikirkan akibat dari hal yang mereka
lakukan, mereka hanya mementingkan nafsu mereka saja tanpa memikirkan akibat
yang akan terjadi pada akhirnya. Salah satu contoh kasus pernah terjadi disalah
satu pasangan remaja dalam satu sekolah, mereka tadinya hanya memadu kasih
biasa selayaknya orang “berpacaran secara sehat”, tetapi si laki-laki lama-lama
mulai jenuh terhadap gaya pacaran yang menurutnya itu-itu saja, suatu hari ia
berpikiran untuk melakukan hubungan intim dengan sang kekasih, dan
kekasihnyapun mengiyakan ajakan si pria. Alih-alih cinta digunakan untuk merayu
sang kekasih, awalnya sang kekasih enggan melakukannya, karena rayuan maut sang
pria, si wanita pun mengiyakan. Didalam kasus yang dicontohkan ini, pihak
wanita seakan terlihat bodoh dan mau mengikuti saja keinginan sang kekasih
hatinya. Alih-alih cinta digunakan untuk merayu si wanita. Tadinya mereka
melakukan hubungan intim sekali dan kemudian berkali-kali lalu sampai akhirnya
sang wanita hamil dan si laki-laki tidak ingin bertanggungjawab.
Contoh kasus seperti diterangkan diatas sudah banyak
terjadi di negeri kita ini, kasus MBA itu seakan mencoreng norma-norma yang
berlaku di Indonesia. Peristiwa ini sangat melanggar norma hukum, agama, kesopanan,
kesusilaan. Generasi muda seakan tidak menghiraukan lagi norma-norma yang
berlaku di Indonesia. Jika contoh kasus seperti diatas, tentu sangat merugikan
pihak perempuan, dimana kemuliaan seorang wanita sudah tidak ada dan telah
terampas oleh nafsu busuk sesaat. Jika kejadian sudah seperti ini, pihak orang
tua lah yang pada akhirnya harus menanggung malu atas perbuatan anak-anak
mereka. Para orang tua selalu berharap anak-anakanya menjadi orang-orang yang
berguna dan bisa dibanggakan dan tidak ingin anaknya hancur karena hal yang
tidak penting seperti ini.
Norma agama merupakan norma yang paling prioritas
diutamakan dalam kehidupan. Agama merupakan pondasi dasar jiwa atau pondasi
utama pokok yang wajib kita tanamkan dalam diri manusia. Kerabat yang dapat
menanamkan norma tersebut hanyalah kelompok kecil terdekat yakni keluarga.
Keluraga merupakan rumah bagi anak-anaknya, keluarga merupakan tempat sandaran
yang paling nyaman dan aman bagi anak-anaknya, keluarga merupakan sarana
bertanya bagi seorang anak dan orang tua wajib menjawab serta menjelaskan
hal-hal yang ditanyakan oleh sang anak. Keluarga yakni khususnya orang tua
wajib menanamkan nilai agama bagi anak-anaknya, didalam agama sangat jelas ada
perintah yang harus dilaksanakan dan larangan yang harus dijauhi. Semua itu
dilakukan demi terciptanya kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang.
Orang tua harus menanamkan norma agama secara keras
dan sifatnya memaksa kepada anak-anakanya. Karena bagaimanapun norma ini adalah
norma yang paling utama, dan hanya dengan agama serta keimananlah seseorang
dapat terhindar dari serangan marabahaya yang akan membahayakan. Hanya agama
yang sanggup menepis godaan-godaan yang akan membahayakan hidup anak-anak
mereka kelak, sehingga agama harus diajarkan dari sejak dini.
Hal kedua yang bisa orang tua antisipasi terhadap
gaya hidup bebas para remaja adalah pemahaman pendidikan mengenai gaya hidup
sex bebas. Terkadang segelintir orang tua menganggap sex edukasi tidak perlu
dijelaskan kepada anak-anaknya, sebenarnya hal itu sangat perlu untuk
dijelaskan kepada anak-anaknya, tentunya pendidikan ini diberikan jika si anak
sudah cukup umur untuk memahaminya, yakni sekitar usia 13/15 tahun, atau dimana
anak sudah akil baligh. Orang tua memang tidak secara gamblang menjelaskan mengenai
apa itu sex? Tapi minimal si anak mengetahui bagaimana bahaya jika anak-anak
kita bisa sampai melakukan perbuatan itu. Dalam memberikan sex edukasi pasti
anak-anak akan timbul rasa penasaran, karena menurut mereka hal itu merupakan
sesuatu yang baru. Caranya para orang tua wajib memberikan penjelasan secara
baik dan benar. Karena anak-anak sekarang lahir didalam dunia yang kritis dan
penuh dengan rasa keingintahuan yang sangat besar, sehingga peran orang tua lah
yang sangat berperan. Salah besar jika orang tua menyerahkan seluruh pendidikan
terhadap lembaga formil atau biasa kita sebut dengan sekolah. Ada beberapa yang
tidak bisa anak-anak dapatkan dalam bangku sekolah. Sehingga pendidikan perilaku
pembentukan terhadap anak bisa dimulai dari didikan yang diajarkan oleh orang
tua mereka.
Saat ini banyak orang tua yang tidak bisa terbuka
terhadap anak-anaknya, lingkungan keluarga lebih kepada iklim otoriter, dimana
orang tua bersikap aktif dan si anak bersikap pasif. Sehingga suasana seperti
ini yang ada dalam keluarga dapat menimbulkan miss komunikasi terhadap kedua
belah pihak. Sehingga dalam setiap pengambilan keputusan terdapat ditangan
orang tua dan anak tidak boleh menyampaikan aspirasi yang ingin mereka tuangkan
sedikitpun. Hal ini juga tidak sehat jika terjadi dalam sebuah keluarga, hal
ini akan mengakibatkan anak-anak tidak akan terbuka dengan apa yang mereka
inginkan dan apa yang mereka lakukan. Dimana orang tua tidak ingin mengenal
pertumbuhan si anak dan hanya sibuk mencari uang saja tanpa memikirkan
anak-anak mereka. Konflik sosial ini dapat menimbulkan suatu “ketertutupan” anak-anak
usia remaja pada apa yang mereka lakukan di luar sana. Mereka berpikir bahwa
orang tua mereka tidak memperdulikan mereka lagi. Sehingga faktor keterbukaan
terhadap anak-anak sangat penting, anak-anak bisa bercerita apa saja kepada
orang tuanya dan anak-anak bebas menyampaikan aspirasi mereka kepada orang tua.
Begitupun orang tua harus bisa menjadi wadah aspirasi serta “teman curhat paling
utama” bagi anak-anaknya.
Para orang tua juga wajib mengenal teman-teman anak
mereka, karena usia remaja merupakan usia dimana kita nyaman bergaul dengan
siapa saja dan semangat mencari teman baru. Teman bagi kehidupan remaja
merupakan faktor utama dalam arah kelangsungan kehidupannya. Seperti kita lihat
di televisi, banyak anak remaja terjerat narkotika karena teman dekatnya.
Misalnya selebritis, Shila Marcia baru, artis kelahiran bali ini terjerembab
lubang narkoba karena ajakan teman-temannya. Ditambah lagi dara kelahiran tahun
1989 kurang diperhatikan oleh orang tua serta tidak ada pengawasan dari orang tuanya,
membuat dara manis ini mudah sekali masuk ke dunia narkotika ini. Ada istilah
dalam pertemanan “jangan suka memilih-milih teman”, kalimat itu salah jika di
realisasikan pada saat ini. Dalam bersosialisasi kita harus pandai memilih
teman, bagaimana kita menyaring teman yang membawa dampak baik dan mana teman
yang dapat membawa dampak buruk bagi kehidupan kita kelak. Dunia luar adalah
dunia kedua setelah keluarga, sehingga lingkungan sosial harus tetap beriklim
positif dalam artian orang-orang yang ada dalam sekitar kita harus orang-orang
yang “tidak membawa kita kedalam kesesatan”. Misalnya seperti banyak terjadi,
awalnya oleh teman kita diperkenalkan dengan roko, lalu meningkat menjadi
minuman keras, diperkenalkan lagi ganja, lalu shabu dan seterusnya. Jika kita
tidak dibentengi oleh keimanan, pasti kita dengan mudah terbawa arus. Sehingga
disini sangat diperlukan keimanan dan kontrol diri yang penting. Banyak kasus
yang sering kita saksikan di televisi bahwa angka penggunaan narkotika
dikalangan remaja cukup meningkat. Disini peran orang tua sangat dibutuhkan,
selain mengawasi anak-anak dan dengan siapa dia bergaul, tetapi sesekali orang
tua harus turun langsung mengawasi anak-anaknya agar jangan sampai anak-anaknya
salah gaul. Sedangkan bagi para orang tua yang terlanjur anak-anaknya sudah
terjerembab kedalam dunia narkotika sebaiknya jangan dijadikan suatu aib,
tetapi jadikanlah setiap kesalahan menjadi suatu pembelajaran hidup yang
berharga. Jika sudah seperti ini, orang tua wajib mengintrospeksi diri, pasti
ada sesuatu yang kurang atau belum total yang ia berikan kepada anaknya yakni
kasih sayang serta perhatian.
Hal yang ketiga yakni pendidikan formal atau
sekolah, dalam mengantisipasi budaya-budaya asing yang masuk. Sekolah sebagai
lembaga pendidikan wajib mengajarkan pengetahuan yang bersifat teori dan
praktek, serta mendidik anak-anak agar menjadi anak-anak yang disiplin dan
berakhlah baik. Seperti kita lihat di televisi ada beberapa sekolah yang justru
mengajarkan tindak asusila kepada muridnya. Seperti kasus guru yang mencabuli
muridnya atau guru yang melakukan tindakan pelecehan kepada murid-muridnya.
Sepertinya norma-norma yang ia ajarkan kepada murid-muridnya hanya isapan
jempol belaka. Apa yang ia ajarkan tidak sesuai dengan prilakunya. Dalam contoh
kasus seperti ini sudah jelas sangat melanggar norma-norma yang ada di
Indonesia, selain norma agama juga melanggar norma asusila.
Sekolah dan anggota-anggota didalamnya seperti guru
harus menjadi tokoh pendidik dan panutan yang baik bagi anak muridnya. Guru
harus bisa mendidik dan mengawasi tingkah laku anak di luar. Sejak duduk
dibangku sekolah dasar, kita sudah diperkenalkan oleh guru-guru kita dengan
norma agama, norma kesopanan, norma kesusilaan, serta norma hukum. Di sekolah
dasar mungkin kita dididik dengan cara-cara memupuk kedisiplinan dari mulai hal
yang kecil. Seperti ucapkan salam sebelum belajar dan tidak lupa berdoa, lalu
hukuman jika tidak mengerjakan PR (pekerjaan rumah), dan sebagainya. Tetapi
perkenalan norma-norma itu telah bergeser seiring dengan kemajuan teknologi
yang berkembang. Sehingga anak-anak harus diawasi dan diberikan sanksi lebih
keras.
Sekarang ini banyak video porno yang memasuki
wilayah handphone atau telepon genggam. Saat ini usia dini apalagi usia remaja
menggunakan tekhnologi ini. Sehingga para guru di sekolah harus lebih waspada
dalam mengawasi anak muridnya. Sehingga seminggu 3x harus ada razia mendadak
disekolah, yakni dilarang keras membawa hp ke sekolah apalagi didalam hp ada
gambar atau video yang tidak senonoh.
Setiap sekolah sekarang rata-rata memberlakukan
peraturan ini, barang siapa murid yang membawa ponsel kesekolah akan
mendapatkan hukuman dan jika sudah berkali-kali akan ada surat peringatan.
Disini pihak sekolah cukup kritis dalam mendidik anak-anaknya, mereka mengawasi
ponsel-ponsel yang didalamnya ada gambar serta video yang tidak pantas. Jika
ketahuan ada anak yang menyimpan video serta gambar porno, sekolah tidak segan-segan
memberikan hukuman serta sanksi yang cukup berat bagi yang melanggar peraturan
yang ia tetapkan tersebut.
Para siswa sepertinya paham dan patuh dengan
peraturan yang ditetapkan oleh sekolah ini. Cara ini cukup ampuh dalam
menanamkan kedisiplinan dalam diri anak-anak. Terbukti anak-anak sekolah jarang
membawa ponselnya ke sekolah apalagi disaat jam belajar sedang berlangsung. Hal
ini merupakan salah satu cara sekolah dalam memfilter budaya asing yang mudah
masuk saat ini. Sekolah merupakan pusat pendidikan bagi anak-anak untuk
belajar. Pengajaran terhadap anak-anak tidak hanya bersifat akademis saja
tetapi ada beberapa pelajaran nonakademis yang harus diterapkan juga kepada
anak-anak. Arahkan anak-anak kepada sesuatu kegemarannya, tentunya kegemaran atau
kesenangan yang berifat positif seperti olahraga dan seni. Olahraga dan seni
dapat membuat anak-anak menjadi lebih kreatif dan dapat mengembangkan diri
lebih baik.
Keluarga, sekolah dan lingkungan sosial adalah
merupakan tiga elemen penting yang dekat dengan sosok anak. Sehingga ada
keterkaitan diantara ketiganya. Orang tua harus bisa mengambil porsi lebih
banyak diantara porsi yang lainnya. Sekolah juga tidak kalah penting, lembaga
ini harus menjadi panutan pusat pendidikan bagi si anak serta lingkungan sosial
juga yang mengarahkan anak agar bisa mengikuti arus yang lebih baik.
Faktor–faktor
Budaya Asing Masuk :
a.
Kurangnya
Penjagaan yang ketat di wilayah gerbang Indonesia
Dalam gerbang wilayah Indonesia, sepertinya kurang
adanya badan seleksi khusus yang bisa menyeleksi budaya-budaya asing negatif
yang masuk ke Indonesia. Seperti masih banyaknya gambar serta video porno yang
didatangkan dari luar.
b.
Lifestyle
yang berkiblat pada barat
Saat ini banyak masyarakat Indonesia yang meniru
gaya hidup atau lifestyle orang-orang bule atau lebih berkiblat
kebarat-baratan, yakni melakukan sex bebas, berpakaian mini, gaya hidup bebas
tanpa ikatan atau biasa sering kita sebut dengan kumpul kebo. Istilah ini
digunakan kepada pasangan yang bukan muhrimnya tetapi tinggal seatap tidak
dalam tali pernikahan.
Di Indonesia gaya hidup ini tidak dibenarkan karena
menyalahi beberapa norma yakni norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan.
Sanksi yang diberikan bagi yang melanggar juga cukup berat terutama pada
lingkungan sekitarnya. Orang-orang yang melakukan “kumpul kebo” atau tinggal
serumah tanpa ikatan pernikahan ini akan dipandang kurang pantas oleh warga
sekitar. Sanksi yang diberikan masyarakat tidak berat tetapi cukup menyakitkan
karena bisa-bisa akan mengucilkan orang yang melakukan kegiatan ini.
c.
Menyalahgunakan
Tekhnologi
Seperti sempat kita bahas diatas bahwa pemanfaatan
tekhnologi yang salah dapat mempermudah arus budaya asing negatif yang masuk.
Seperti Internet, sekarang ini internet banyak disalahgunakan untuk hal-hal
negatif, seperti ada situs porno, melakukan hal penipuan, dll. Orang-orang
menyalahgunakan pemanfaatan tekhnologi ini dengan cara yang tidak benar.
Orang-orang bisa mengakses dengan mudah situs-situs porno yang mereka inginkan.
Hal ini membawa dampak buruk bagi yang menikmatinya.
Permasalahan utama yang menjadi penyebab pudarnya akhlak remaja karena
budaya asing dapat dibagi atas :
1. Media Informasi elektronika dan cetak.
Bila kita analisa maka media elektronika lebih besar pengaruhnya karena
menampilkan gambar-gambar hidup yang bergerak sehingga mudah dicerna oleh
kaum remaja. Seperti halnya dengan pemakaian narkoba disetiap film akan lebih
mudah ditiru daripada di media cetak. Oleh karena itu harusnya setiap adegan di
film baik televisi ataupun VCD disensor dulu.
2. Kurangnya pendidikan agama/akhlak
Pendidikan agama sebagai kunci dalam mengontrol setiap tindak-tanduk
remaja juga haru dibekali dengan pengetahuan umum mengenai narkoba, seks bebas
dan sebagainya sehingga bisa mengetahui akibat-akibatnya dan mampu untuk
menghindariya.
3. Kekurangan rasa percaya diri dalam pergaulan
Setiap remaja hendaknya bisa mengetahui gambaran dirinya dan berusaha
menjadi diri sendiri sehingga tidak mudah goyah dan terpengaruh oleh lingkungan
yang merusak.
Antisipasi
Budaya Asing Negatif yang Masuk :
Bangsa
Indonesia adalah bangsa yang memiliki martabat serta harga diri bangsa yang
tinggi sehingga jangan sampai bangsa ini rusak hanya karena pengaruh-pengaruh
negatif dari pihak asing yang ingin menghancurkan mental generasi penerus
bangsa kita. Ada beberapa tindakan antisipasi yang perlu dilakukan oleh
generasi muda terhadap pengaruh asing yang sifatnya negatif diantaranya :
a.
Bersikap
kritis dan teliti
Sebagai penerus bangsa, kita harus bersikap kritis
dan teliti terhadap hal-hal yang baru didatangkan dari luar, bagaimana kita
bisa memfilter apakah hal ini bisa membawa dampak baik atau buruk bagi kita.
Bersikaplah kritis terhadap sesuatu yang baru, banyak bertanya pada orang-orang
yang berkompeten dibidangnya dan teliti apakah inovasi tersebut bisa sesuai
dengan iklim indonesia dan pastikan tidak melanggar norma-norma yang berlaku di
Indonesia.
b.
Perluas
Ilmu pengetahuan (IPTEK)
Sebelum budaya asing itu masuk sebaiknya kita telah
mengetahui apa inovasi-inovasi yang masuk itu secara jelas dan rinci. Kita bisa
mengetahui kegunaan hal itu secara keilmuannya, seperti situs jaringan
facebook. Facebook saat ini sedang menjamur dikalangan masyarakat, dari berbagai
usia semua menggunakan situs ini untuk menjalin tali silaturahmi yang telah
lama terputus. Tetapi ada beberapa orang yang menyalahgunakan facebook sebagai
ajang caci maki dan hina. Jika kita mengetahui fungsi awal facebook itu sendiri
adalah untuk menjalin tali silaturahmi, kita tidak akan menyalahgunakan situs
ini untuk berbuat yang tidak-tidak. Sehingga kita harus mengetahui terlebih
dahulu fungsinya untuk apa dan manfaatnya seperti apa.
c.
Harus
sesuai dengan Norma-norma yang berlaku di Indonesia
Pengaruh budaya asing yang masuk terkadang tidak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di Indonesia. Jika kita menyaksikan
film-film luar, mereka menganut gaya hidup yang bebas dan jika diterapkan
disini melanggar beberapa norma yang ada di Indonesia. Misalnya saja berciuman
dimuka umum. Kita sering menyaksikan film-film barat yang melakukan
adegan-adegan mesra di muka umum, hal itu tidak bisa diterapkan di Indonesia
karena melanggar norma kesopanan. Biasanya di film-film barat, wanitanya
berpesta dengan menggunakan pakaian mini sambil bermabuk-mabukan jika hal itu
diterapkan di Indonesia, adat seperti itu tentu tidak sesuai jika kita terapkan
di Indonesia.
Indonesia masih memegang adat ketimuran yang sangat
kental sehingga masyarakat di sini hidup dengan aturan-aturan yang berlaku dan
tentunya pantas sesuai dengan adat kesopanan. Walaupun Indonesia memiliki
beribu-ribu pulau tetapi adat istiadat mereka selalu mengajarkan kebaikan dan
tidak menganjurkan perbuatan buruk untuk dilakukan.
d.
Tanamkan
“Aku Cinta Indonesia”
Maksud dari simbol ini adalah bahwa adat istiadat
yang ditularkan oleh nenek moyang kita adalah benar adanya dan dapat membawa
manfaat yang baik bagi diri kita sendiri untuk masa kini dan kedepannya.
Sehingga kita tidak mudah terbawa arus budaya asing yang membawa kita kepada
dampak yang negatif.
e.
Meningkatkan
Keimanan dan ketakwaan
Seperti telah kita bahas bahwa agama merupakan
pondasi utama dalam diri yang bisa mengontrol diri kita kepada hawa napsu yang
akan mengganggu kita kedalam jurang kenistaan. Agama sangat penting bagi
kelangsungan umatnya. Apabila sesorang sudah terbawa kedalam kesesatan,
agamalah yang menjadi penolong umatnya agar berubah kembali menjadi lebih baik.
Generasi muda yang pintar pasti bisa memilih mana
sesuatu yang baik bagi dirinya mana yang tidak baik bagi dirinya. Terlihat
didalam lingkungan sosialnya, keika ia terjun didalam lingkungan sosialnya ia
menjadi individu yang bebas dan hanya dia yang bisa memilih ia ingin bergaul
dengan siapa. Pribadi yang supel akan bisa membawa dirinya kepada siapa saja
tetapi perlu diingat menyeleksi teman itu harus, karena pengaruh negatif dari
pihak asing bisa datang dari siapa saja, baik dari teman, tekhnologi canggih
ataupun apa saja. Sehingga kita sebagai orang timur wajib menjunjung tinggi
norma dan adat ketimuran kita.
D. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a.
Budaya asing perlu disaring,
maksudnya bahwa semua hal yang datang dari asing dan bernilai postitif serta
menguntungkan perlu dipelajari dan didalami seperti teknologi, kedisiplinan
kerja dan lain sebagainya. Sedangkan yang bernilai negatif perlu dibuang jauh-jauh.
b.
Kenakalan remaja karena pengaruh
budaya asing juga bisa dilihat dari aspek psikologisnya yaitu rasa minder dan
kurang percaya diri sehingga setiap orang tua dalam hal ini perlu mengawasi
tontonan anak-anaknya dan menanamkan ajaran agama disamping pengetahuan umum
lainnya mengenai budaya asing yang merusak sehingga bisa menghindarinya.
2. Saran
Pengaruh-pengaruh asing harus dikaji dengan
serius dengan dicari jalan penyelesaiannya. Generasi muda perlu melakukan
antisipasi terhadap pengaruh budaya asing yang sifatnya negatif yaitu dengan
cara bersikap kritis dan teliti terhadap hal-hal baru yang datang dari luar, perluas Ilmu pengetahuan (IPTEK), Sebelum
budaya asing itu masuk sebaiknya kita telah mengetahui apa inovasi-inovasi yang
masuk itu secara jelas dan rinci, harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku
di Indonesia, tanamkan “Aku Cinta Indonesia”, dan meningkatkan keimanan dan
ketakwaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar